Sungailiat - Dimasa kini, kebutuhan konsumsi masyarakat terhadap air minum dari depot isi ulang semakin tinggi. Tingginya minat masyarakat tersebut karena sistem isi ulang dianggap lebih praktis, hygienis, mudah di dapat dan harganya relatif terjangkau.
Dibalik segala keunggulan tersebut, ternyata adanya potensi rendahnya kualitas air hingga berdampak buruk bagi tubuh. Guna mengantisipasi hal tersebut, Dinas Kesehatan Kabupaten Bangka menggelar Sosialisasi Hygiene Sanitasi Depot Air Minum kepada pengusaha depot air minum isi ulang, Rabu (22/7/2020).
Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Bangka, dr. Then Suyanti menyampaikan bkegiatan tersebut ertujuan untuk memberikan pengetahuan dan pemahaman kepada pengusaha depot untuk terlaksananya praktek penyelenggaraan depot air minum sesuai kaidah hygiene sanitasi serta perilaku hidup bersih dan sehat.
"Dengan meningkatkan usaha Depot Air Minum (DAM) saat ini, Dinas Kesehatan Kab.Bangka perlu melakukan pembinaan dan pengawasan kualitas air minum salah satunya dengan melakukan sosialisasi hygiene sanitasi depot air minum," ujar Then.
Ditekankan kembali, kepada seluruh depot air minum di Kabupaten Bangka agar dapat memenuhi syarat serta memiliki sertifikat laik, sehingga air yang dihasilkan memiliki kualitas yang baik. Sehingga masyarakat terlindungi dari potensi pengaruh buruk akibat konsumsi air minum yang berasal dari depot air minum dan akan terhindar dari kemungkinan terkena resiko penyakit Water Borne Disease.
Kepala Bidang Pengendalian Penyakit dan Penyehatan Lingkungan (P2PL) Dinas Kabupaten Bangka, Sukma Dewi mengungkapkan Hygiene Sanitasi depot isi ulang yang tidak sesuai dengan ketentuan yang berlaku bisa mengakibatkan kualitas air minum yang tidak layak. Kualitas air tersebut berpotensi menganduk bakteri yang akan menimbulkan gangguan kesehatan seperti diare, hepatitis dan lain sebagainya.
“Dari kegiatan ini diharapkan para pengusaha depot air minum isi ulang mampu menerapkan praktek penyelenggaraan depot air minum dikelolanya, sehingga bisa mengurangi dampak resiko penyakit maupun gangguan kesehatan di masyarakat," pungkas Dewi.