Puding Besar - Pulau Anggrek 'Elsye Lestari' yang berlokasi di Sungai Upang Desa Tanah Bawah Kecamatan Puding Besar baru saja diresmikan Gubernur Bangka Belitung bersama dengan Wakil Bupati Bangka dan Wakapolda Bangka Belitung, Senin (7/12/2020). Pulau tersebut dibangun menjadi kawasan konservasi Flora dan Fauna di Bangka Belitung khususnya ratusan spesies tanaman anggrek.
Sebanyak 123 jenis spesies tanaman anggrek ditanam di sekitaran pulau anggrek tersebut. Tujuh puluh enam diantaranya telah terindentifikasi dan tiga diantaranya termasuk dalam tanaman yang dilindungi. Kedepannya spesies yang belum terindentifikasi akan diteliti kedepannya.
Wakil Bupati Bangka Syahbudin SIP menyampaikan kehadiran Pulau Anggrek ini dapat menjadi daya tarik wisatawan untuk berkunjung. Sehingga kedepannya wisata Sungai Upang dapat menjadi unggulan daerah terutama bagi Desa Tanah Bawah dan menjadi pendapatan desa.
"Kawasan ini apabila dikelola dengan baik tentunya akan memberikan manfaat yang banyak terutama bagi daerah. Pulau anggrek ini merupakan salah satu daya tarik disamping dari kekayaan alam seperti ikan tapah bahkan pesut yang pernah terlihat kemarin," ungkap Syahbudin.
Pulau anggrek sendiri dibawah pengelolaan komunitas pecinta lingkungan Bangka Flora Society (BFS) dan Sahabat Alam Sungai Upang Desa Tanah Bawah. Dibantu masyarakat serta Pemerintah Desa Tanah Bawah kawasan Sungai Upang terus dikembangkan untuk dijadikan kawasan konservasi.
Ketua Pelaksana Kegiatan, Yuli Thulistianto menyampaikan peresmian Pulau Anggrek 'Elsye Lestari' bertepatan dengan peringatan hari cinta puspa dan satwa nasional tahun 2020 yang diperingati setiap bulan november. Sehingga momentum tersebut dapat menjadi dukungan bagi kegiatan konservasi lingkungan.
Melalui Peresmian Pulau Anggrek tersebut Pemerintah Daerah baik Provisnsi Bangka Belitung dan Kabupaten Bangka memberikan dukungan atas kegiatan konservasi lingkungan. Berbagai dukungan diberikan baik secara moril maupun materil guna dimanfaatkan kedepannya.
Gubernur Bangka Belitung, Erzaldi Rosman Djohan juga turut memuji keindahan alam yang disuguhkan Sungai Upang. Sehingga tidak ada alasan untuk tidak mendukung kegiatan konserfasi yang dilaksanakan di Sungai Upang.
"Sungai Upang ini sangat luar biasa, karena jauh dari penanambangan sehingga tak heran jika terdapat fauna dan flora yang luar biasa.
Tidak ada kawasan konservasi anggrek yang seluas dan senatural sungai upang ini," ujar Erzaldi.