Pesona Wisata Alam Berbasis Konservasi Biodiversity di Sungai Upang

Berada di Kecamatan Puding Besar, Kabupaten Bangka, Provinsi Kepulauan Bangka Belitung, Desa Tanah Bawah menyimpan segudang keunikan yang menarik untuk dilihat lebih jauh. Namun, salah satu hal yang menarik perhatian adalah Wisata Alam Sungai Upang. Tidak seperti wisata alam pada umumnya, wisata ini terbilang unik karena menggabungkan konsep wisata dengan konservasi biodiversity. Hal inilah yang menjadikan kawasan ini tidak hanya menarik untuk dikunjungi sebagai tempat wisata saja tetapi pengunjung akan diajak untuk melihat kawasan konservasi.

Selain menyuguhkan pemandangan alam yang mempesona, Wisata Alam Berbasis Konservasi Biodiversity Sungai Upang ini menyimpan berbagai jenis flora dan fauna yang keberadannya terancam. Sungai ini dijadikan sebagai kawasan konservasi karena menjadi satu-satunya sungai terbersih di Bangka dengan ekosistem yang masih baik sehingga ekologi di dalamnya masih terjaga. Hal inilah yang membuat banyak flora dan fauna tumbuh dan berkembang dengan baik di tempat ini.

Dikembangkan secara serius mulai tahun 2016, kawasan Sungai Upang ini merupakan bentuk hasil kerja sama Bangka Flora Society, Sahabat Alam Sungai Upang, dan pemerintah desa. Latar belakang diberdirikannya tempat ini adalah karena rasa keprihatinan akibat banyaknya kawasan alam yang dirusak untuk kepentingan sendiri, mulai dari pembukaan lahan untuk perkebunan hingga pembangunan kawasan industri. Sebagai salah satu lingkungan alam yang masih terjaga dan belum banyak tersentuh manusia untuk dieksploitasi atau dialihkan fungsi lahannya, Bangka Flores Society sebagai penggerak mengajak pemuda dan masyarakat setempat untuk berkomitmen menjaga tempat ini. Oleh karena itu, pada akhir tahun 2016 dibentuklah Sahabat Alam Sungai Upang yang akan bertugas sebagai pengelola dan pihak yang berupaya melestarikan kawasan Sungai Upang.

Di dalamnya, Wisata Alam Sungai Upang menawarkan keindahan koleksi tanaman anggrek dari berbagai wilayah di Indonesia, khususnya jenis tanaman anggrek yang khas Pulau Bangka Belitung. Tanaman-tanaman anggrek tersebut dihimpun dan dikembangkan di dalam suatu tempat bernama Pulau Anggrek “Elsye Lestari”. Jenis anggrek yang disimpan pun beragam, mulai dari yang hybrid bahkan yang langka sekalipun terdapat di pulau ini. Hal ini karena memang tujuan dibentuknya pulau ini adalah sebagai tempat konservasi bagi jenis anggrek yang hampir punah. Menariknya, karena dikelilingi sungai, untuk mencapai Pulau Anggrek ini pengunjung akan menyeberangi sungai. Dengan begitu, selain mendapat pengalaman melihat konservasi tanaman anggrek, pengunjung akan berkesempatan untuk merasakan pengalaman menyusuri sungai dengan menggunakan sampan.

Selain itu, sebagai wisata alam, pemandangan alam di Sungai Upang sangat memanjakan mata. Apalagi, di waktu-waktu saat matahari terbit dan terbenam, keindahan alam di Sungai Upang ini semakin memanjakan mata. Saat malam hari, keindahan langit malam yang dipenuhi gugusan bintang di Sungai Upang menjadi pemandangan alam yang sangat sayang untuk dilewatkan. 

Walaupun dijadikan sebagai tempat wisata, kawasan Sungai Upang ini tidak meninggalkan fungsinya sebagai kawasan konservasi. Pengunjung diperbolehkan berwisata tetapi dengan mematuhi syarat dan aturan yang berlaku. Tidak hanya itu, nantinya pengunjung yang datang ke Sungai Upang akan diberikan edukasi mengenai lingkungan. Dengan begitu, pengunjung akan diajak untuk tidak hanya berwisata secara bijak di alam tetapi jujga diajak untuk berkontribusi dalam menjaga kelestarian lingkungan.

Oleh karena itu, karena memiliki konsep wisata yang unik, berwisata di Sungai Upang akan menjadi pengalaman yang berbeda dan mungkin tidak akan ditemukan di tempat lain. Harapannya, pengunjung yang datang nantinya tidak hanya bijak berwisata di kawasan wisata Sungai Upang saja tetapi nilai yang didapatkan di Sungai Upang dapat diaplikasikan di tempat wisata lainnya. Tidak hanya itu, harapannya melalui upaya mengajak masyarakat untuk turut menjaga kelestarian alam di Sungai Upang membuat semakin banyak masyarakat yang sadar akan pentingnya peka terhadap lingkungan dan mulai turut serta menjaga kelestariannya.

Penulis: 
Adinda Raissa (Ikom UGM)
Sumber: 
KKN-PPM UGM 2022
Tags: 
wisata daerah