TANAMAN PANGAN
Kabupaten Bangka program kerja Sub Sektor Tanaman Pangan pada saat ini adalah program pembangunan dan pengembangan yang diprioritaskan pada kegiatan yang dititikberatkan pada:
- Peningkatan mutu intensifikasi pemantapan pola tanam.
- Perluasan areal melalui pencetakan sawah baru dan pembukaan lahan kering.
- Pembinaan daerah transmigrasi (bantuan sarana produksi padi)
- Penyediaan benih/bibit unggul.
- Perlindungan tanaman dengan mengembangkan pengendalian hama dan penyakit secara terpadu.
- Menyebarkan teknologi tepat guna Pra dan Pasca Panen.
Pada Tahun 2015 dari luas lahan Kabupaten Bangka sebesar 25.432,56 Ha, pemanfaatan lahannya terdiri dari lahan sawah seluas 1.172,00 Ha dan bukan sawah seluas 24.260,00 Ha. Luas panen padi sawah pada tahun 2015 seluas 323 Ha dan luas panen padi ladang 2.795 Ha. Produksi padi sawah pada tahun 2015 tercatat sebanyak 1.259,7 Ton yang meningkat drastis dari tahun sebelumnya 0 ton dan produksi padi ladang sebesar 4.751,5 Ton.
Sementara itu pada tahun 2015 untuk luas panen dan produksi palawija dan holtikultura di Kabupaten Bangka memperlihatkan keadaan sebagai berikut: luas panen tanaman jagung seluas 319,55 Ha dengan produksi 780,7 Ton, tanaman ketela pohon luas panennya 426,25 Ha dengan produksi 4.889,56 Ton, tanaman ubi jalar luas panennya 157,25 Ha dengan produksi 878,65 Ton, dan luas panen kacang tanah 82,2 Ha dengan produksi 127,1 Ton. Sedangkan tanaman sayur-sayuran luas panennya 1324,68 Ha dengan produksi 14.821,84 Ton dan tanaman buah-buahan luas panennya 16.544,83 Ha dengan produksi 162.760,23 Ton.
PERIKANAN DI KABUPATEN BANGKA
Kabupaten Bangka secara geografis sebagian besar wilayahnya berbatasan dengan laut, antara lain : sebelah utara berbatasan dengan laut Natuna; dan Sebelah Timur berbatasan dengan Laut Cina Selatan. Wilayah Kabupaten Bangka merupakan wilayah pesisir yang panjang dan dikelilingi pulau-pulau kecil disekitarnya. Selain memiliki perairan laut yang cukup luas, Kabupaten Bangka juga memiliki perairan payau, rawa, sungai dan kolong (eks galian timah), yang mempunyai potensi perikanan yang cukup besar dan prospektif bila dikelola dan dimanfaatkan dengan baik.
Sub sektor perikanan khususnya perikanan laut sangat dominan di Kabupaten Bangka mengingat Pulau Bangka dikelilingi oleh lautan dan berbatasan dengan laut Cina Selatan yang memiliki sumber daya laut yang relatif besar untuk dikembangkan. Selain potensi perikanan tangkap laut di kabupaten Bangka juga berpotensi untuk pengembangan budidaya laut antara lain untuk komoditas kakap, kerapu, dan rumput laut. Komoditas Perikanan laut yang memiliki nilai ekonomis penting di Kabupaten Bangka antara lain Kerapu, Kakap Merah, Udang, Cumi-cumi, Kerang, Sirip Ikan Hiu, Pari, Tenggiri, Tongkol dll. Peariran laut Kabupaten Bangka juga menyimpan potensi non ikan yaitu untuk pengembangan wisata bahari dan benda berharga asal muatan kapal yang tenggelam dan penambangan lepas pantai.
IKAN LAUT DAN AIR TAWAR
Jumlah produksi dan nilai tangkapan ikan tahun 2015 yaitu 26.005,42 ton jumlah produksi, dan 572.119.240 (ribu) rupiah nilai tangkapan. Jumlah produksi dan nilai budidaya ikan sebesar 477,80 ton dan 22.193.710 (ribu) rupiah nilai budidaya ikan yang mengalami peningkatan disbanding tahun sebelumnya.
Potensi Perikanan darat juga tak kalah banyaknya, baik perikanan tangkap maupun budidaya. Sungai, Rawa dan Kolong memiliki potensi untuk pengembangan perikanan. Komoditas perikanan yang biasa ditangkap dari perairan tersebut dan merupakan ikan konsumsi bagi masyarakat lokal namun memiliki nilai ekonomis adalah ikan Gabus, Baung, Udang Galah, Lele lokal, Belida, dll. Ikan-ikan tersebut juga berpotensi untuk dibudidayakan. Sedangkan ikan-ikan konsumsi yang sudah dibudidayakan di kolam-kolam dan tambak antara lain adalah ikan patin, lele, gurami, nila, mujair, bawal, mas, baung dll. Selain di kolam ikan-ikan tersebut juga dapat dibudidayakan di Keramba jaring apung di sungai dan kolong.
Disamping ikan konsumsi, Kabupaten Bangka juga berpotensi untuk pengembangan ikan hias mengingat lokasi Kabupaten Bangka yang dekat dengan pasar ikan hias Asia dan akses transportasi yang mudah ke Jakarta dan Sumatera, Ikan hias ekonomis penting yang dapat dikembangkan antara lain Mas koki, Maanvis, Kelesak, Cupang, Black Ghost, Lobster air tawar, dll.
Perairan payau seluas 82.274 ha berpotensi untuk pengembangan budidaya air payau antara lain untuk budidaya udang windu, vanameii, kakap putih dan ikan nila. Banyaknya hasil perikanan ikut mendorong berkembangnya industri pengolahan perikanan di Kabupaten Bangka. Beberapa produk hasil pengolahan perikanan yang terkenal dari Kabupaten Bangka antara lain: terasi, kerupuk ikan, kerupuk udang, kerupuk telur cumi (kricu), getas, empek-empek, otak-otak ikan dan sebagainya.
PERKEBUNAN DI KABUPATEN BANGKA
Pembangunan sub sektor perkebunan pada hakekatnya adalah kelanjutan dan peningkatan dari semua usaha yang telah dilaksanakan pada pembangunan sebelumnya. Untuk Kabupaten Bangka sub sektor perkebunan merupakan salah satu program strategis, karena memegang peranan yang relatif penting dalam perekonomian masyarakat.
Perkebunan di Kabupaten Bangka dibagi atas perkebunan rakyat dan perkebunan besar. Produksi komoditas perkebunan rakyat terdiri dari antara lain lada, karet, kelapa dan coklat. Sedangkan perkebunan besar dikelola oleh 12 perusahan perkebunan swasta dengan tanaman utama kelapa sawit yang mencapai pencadangan lahan pada tahun 2015 sebesar 24.207,68 Ha dan areal tanam seluas 28.592,24 Ha.
Pada tahun 2015 luas tanaman perkebunan lada sebesar 2.409,48 Ha produksi sebesar 3.625,87 Ton, karet luasnya 22.469,88 Ha dengan produksi 19.771,88 Ton, kelapa luasnya 4.668,85 Ha dengan produksi 1.531,92 Ton, cengkeh luasnya 20,10 Ha dengan produksi 95,3 Ton dan tanaman coklat seluas 354,49 Ha dengan produksi 105,78 Ton.
PETERNAKAN
Di daerah Kabupaten Bangka umumnya usaha di sub sektor peternakan yang dilakukan masyarakat saat ini hanya merupakan Peternakan Rakyat yang diusahakan secara sambilan. Walaupun demikian, pada tahun 2015 jumlah populasi ternak dan unggas sebagian besar mengalami peningkatan yaitu sapi sebanyak 1.003 ekor, kambing 277 ekor, kerbau 93 ekor dan babi 22.509 ekor, ayam pedaging 1.220.241 ekor dan itik 28.091 ekor.
KEHUTANAN
Sub sektor kehutanan sebagai salah satu bagian dari sektor pertanian juga memberikan peranan yang relatif besar dalam pembangunan yang tak kalah pentingnya dibandingkan dengan sub sektor lainnya. Luas kawasan hutan menurut fungsinya di Kabupaten Bangka seluas 97.969,12 Ha yang terdiri dari hutan produksi tetap seluas 66.355,49 Ha, hutan lindung seluas 15.829,95 Ha dan hutan konservasi 15.783,68 Ha.
INDUSTRI DAN PERTAMBANGAN
Seperti halnya pada pembangunan sebelumnya, pada saat ini pembangunan sektor industri terus ditingkatkan dan diarahkan agar semakin menjadi penggerak utama ekonomi yang efesien, berdaya saing tinggi, mempunyai struktur yang kukuh dengan pola produksi semakin berkembang dari barang-barang yang mengandalkan pada tenaga kerja produktif dan sumber daya alam melimpah menjadi barang bermutu, bernilai tambah tinggi dan padat karya yang membutuhkan keterampilan. Pembangunan sektor industri berusaha menciptakan struktur ekonomi yang bertumpu pada industri maju dengan didukung sektor pertanian yang tangguh sambil berusaha meningkatkan perkembangan industri kecil padat karya (termasuk industri kerajinan rumah tangga) guna memperluas lapangan kerja dan kesempatan berusaha sambil menciptakan nilai tambah dan berpartispasi dalam mengentaskan kemiskinan.
Selain sektor industri, Sektor pertambangan merupakan salah satu sektor andalan karena hampir seluruh wilayah Bangka terdapat bahan tambang seperti timah dan bahan tambang galian golongan C dan lainnya dengan cadangan yang relatif masih besar. Bahan galian yang paling banyak dieksploitir selama ini dan telah banyak diusahakan secara besar-besaran oleh pemerintah adalah timah. Sedangkan bahan galian lainnya belum diusahakan secara besar-besaran dan masih dilaksanakan pengelolaannya oleh penduduk setempat atau oleh swasta dengan jumlah terbatas.
Pada tahun 2015 jumlah industri di Kabupaten Bangka sebanyak 693 industri, yang terdiri dari industri besar sedang sebanyak 23 perusahaan dengan jumlah tenaga kerja 1.157 orang, industri sedang sebanyak 27 perusahaan dengan tenaga kerja 1.463 orang sedangkan industri kecil rumah tangga ada sebanyak 647 perusahaan dengan 2.924 orang tenaga kerja. Jika diklasifikasikan menurut jenis industri, maka industri kecil terbagi menjadi: industri pangan sebanyak 131 usaha dengan tenaga kerja 495 orang, industri sandang, kulit dan kerajinan 10 usaha dengan tenaga kerja 93 orang, industri logam mesin, kimia dan aneka (ELMKA) 244 usaha dengan tenaga kerja 1.521 orang, industri agro non pangan dan hasil hutan 89 unit dengan tenaga kerja 426 orang. Produksi Pengolahan bijih timah (logam timah) di Kabupaten Bangka pada tahun 2015 sebanyak 4.250,79 MTon, Sedangkan produksi bijih timah sebanyak 5.978,418 Ton Sn.
PERDAGANGAN
Perdagangan sebagai sektor strategis berperan dalam mendukung kelancaran penyaluran arus barang dan jasa, memenuhi kebutuhan pokok rakyat serta mendorong pembentukan harga yang wajar. Pembangunan perdagangan sebagai upaya mempercepat pertumbuhan ekonomi dan pemerataan, memberikan sumbangan yang besar terhadap peningkatan pendapatan dan dalam perluasan kesempatan kerja. Di samping itu, pembangunan perdagang-an memberikan konstribusi dalam menciptakan dan mempertahankan stabilitas ekonomi, mengendalikan inflasi dan mengamankan neraca pembayaran. Pada tahun 2015 jumlah SIUP/TDUP di Kabupaten Bangka yang telah dikeluarkan adalah sebanyak 398 meningkat dari tahun sebelumnya yang sebanyak 268 SIUP/TDUP yang telah dikeluarkan.
KOPERASI
Koperasi adalah badan usaha yang beranggotakan orang seorang atau badan hukum koperasi dengan landasan kegiatannya berdasarkan prinsip koperasi sekaligus sebagai gerakan ekonomi yang berdasarkan azas kekeluargaan. Koperasi merupakan soko guru ekonomi Indonesia. Di Kabupaten Bangka secara kuantitatif perkembangan koperasi menunjukkan peningkatan dari tahun sebelumnya. Pada tahun 2015 jumlah koperasi di Kabupaten Bangka 193 unit yang meliputi koperasi non KUD sejumlah 184 unit dan KUD sebanyak 9 unit dengan jumlah anggota sebanyak 20.070 orang. Sementara jumlah pengakuan koperasi sekolah pada tahun 2015 berjumlah 25 koperasi, tidak mengalami perubahan dari tahun sebelumnya